Cinta Kok Maksa?


Selama satu tahun berhubungan dengan si dia, rasanya nyaris tak ada satu hari terlewatkan tanpa pernyataan cintanya kepada Anda. Tentu saja Anda dibikin mabuk kepayang karenanya. Bukan hanya kata-kata manis, si dia juga gemar menghadiahi Anda karangan bunga yang dikirim ke kantornya. Entah dalam rangka Valentine, ultah, atau sekadar ucapan "selamat hari Senin".

Sayang, Anda tidak sebahagia yang disangka orang lain. Meskipun senyum tak pernah lepas dari wajah Anda, sesungguhnya hati Anda sering merintih perih lantaran ulah si dia. Tak ada yang tahu kalau si dia sering memaksakan keinginannya terhadap Anda, mulai dari gaya berpakaian Anda, cara makan, sampai memilih teman.

Ingin merebut kontrol
Menghadapi pasangan yang suka mengendalikan hidup Anda memang bukan hal yang mudah. Karena, menurut Barbara De Angelis, PhD, ada beberapa mental pengontrol yang sangat tidak sehat dan menimbulkan masalah serius dalam suatu hubungan, di antaranya:

1. Ia memiliki kesulitan dalam mengungkapkan dan menunjukkan sisi-sisi emosionalnya kepada Anda.
2. Ia tidak suka mengakui bahwa dia sebenarnya membutuhkan Anda.
3. Ia sangat membutuhkan diri Anda sehingga dia ingin mengontrol kehidupan Anda setiap saat.
4. Ia jadi sangat mudah tersinggung, mudah mengungkapkan kemarahan atau kekecewaan hatinya.
5. Ia tidak suka diberitahu apa yang harus dilakukan. Perintah seperti ini membuat dia kehilangan kendali.

Mengapa dia memiliki karakter pengontrol? Seperti halnya semua pengontrol, semasa kanak-kanak dia mungkin merasa dikendalikan atau dikontrol oleh orang-orang yang lebih dewasa atau lingkungan-lingkungan yang menyebabkannya merasa tak berdaya. Sehingga ketika dewasa, dia tidak akan pernah mau berada di bawah kendali orang lain. Ia harus mampu mengontrol dirinya sendiri. Dan, untuk mempertahankan kekuasaannya ini dia harus bisa mengontrol orang lain.

But, I love him....
Banyak perempuan yang tak menyadari bahaya dri memiliki pasangan yang suka mengatur dan mengendalikan hidup. Anda tentu tidak mau menjadi salah satu korbannya bukan? Pengekangan, tekanan dan perilaku-perilaku buruk yang dia tunjukkan kepada Anda bukanlah tanda cinta. Karena cinta tidak menyakiti. Cinta juga tidak hanya dibuktikan dengan ucapan, melainkan dengan tindakan. Kalau saat berada di sisinya Anda seringkali merasa tidak nyaman, itu bukan pertanda cinta.

Keluar dari suatu hubungan yang tidak sehat tidak mudah. Alasan masih sayang jadi kekuatan utama buat anda untuk bertahan. Padahal, sekarang lah saatnya untuk menghancurkan tembok penjara kebebasan yang Anda bangun untuk diri sendiri. Beranilah berpendapat di depan dia. Jika Anda mulai merasa tidak nyaman dengannya, ungkapkan terus-terang bahwa perilakunya mulai enggak asyik.

Jika dia tidak juga bisa berubah, dapatkan bantuan apa saja dan kumpulkan keberanian untuk segera meninggalkan dia saat ini juga. Karena hubungan yang baik adalah saat mereka saling menghargai, bukan menyakiti.

Kompas

0 komentar: